Sekarang tiba saatnya saya menulis untuk bab 3 dan bab 4 tentang perilaku konsumen . hal ini masih berhubungan dengan tulisan kemarin , jika kemarin yang dibahas tentang ilmu ekonominya , sekarang yang dibahas adalah tentang hal yang menentukan sukses atau tidaknya dari suatu ekonomi , yaitu konsumen .tanpa berlama-lama silahkan membaca .
1 ) Pendahuluan
saya awali dengan pengertian konsumen dahulu ya , konsumen adalah orang yang pemakai barang/jasa yang tersedia , baik untuk dirinya sendiri , keluarga ataupun makhluk hidup lainnya , dan barang tersebut tidak untuk ia jual kembali .kalo dijual kembali namanya penjual dong bukan konsumen .
2) Pendekatan Perilaku Konsumen
pendekatan terhadap perilaku konsumen di golongkan menjadi dua , apa sajakah itu ?
a) Pendekatan Kardinal
Pendekatan secara kardinal maksudnya Pendekatan Kardinal atau Cardinal Approach
Menurut pendekatan kardinal kepuasan seorang konsumen diukur dengan satuan kepuasan (misalnya:uang). Setiap tambahan satu unit barang yang dikonsumsi akan menambah kepuasan yang diperoleh konsumen tersebut dalam jumlah tertentu. Semakin besar jumlah barang yang dapat dikonsumsi maka semakin tinggi tingkat kepuasannya.Konsumen yang rasional akan berusaha untuk memaksimalkan kepuasannya pada tingkatpendapatan yang dimilikinya. Besarnya nilai kepuasan akan sangat bergantung pada individu (konsumen) yang bersangkutan. Konsumen dapat mencapai kondisi equilibrium atau mencapai kepuasan yang maksimum apabila dalam membelanjakan pendapatannya mencapai kepuasan yang sama pada berbagai barang. Tingkat kepuasan konsumen terdiri dari dua konsep yaitu kepuasan total (total utility) dan kepuasan tambahan (marginal utility). Kepuasan total adalah kepuasan menyeluruh yang diterima oleh individu dari mengkonsumsi sejumlah barang atau jasa. Sedangkan kepuasan tambahan adalah perubahan total per unit dengan adanya perubahan jumlah barang atau jasa yang dikonsumsiAsumsi dari pendekatan ini adalah sebagai berikut:
1.Konsumen rasional, artinya konsumen bertujuan memaksimalkan kepuasannya dengan batasan pendapatannya
2.Berlaku hukum Diminishing marginal utility, artinya yaitu besarnya kepuasan marginal akan selalu menurun dengan bertambahnya jumlah barang yang dikonsumsi secara terus
menerus.
3.Pendapatan konsumen tetap yang artinya untuk memenuhi kepuasan kebutuhan konsumen dituntut untuk mempunyai pekerjaan yang tetap supaya pendapatan mereka tetap jika salah satu barang di dalam pendekatan kardinal harganya melonjak.
4.Uang mempunyai nilai subyektif yang tetap yang artinya uang merupakan ukuran dari tingkat kepuasan di dalam pendekatan kardinal semakin banyak konsumen mempunyai uang maka semakin banyak mereka dapat memenuhi kebutuhan mereka..
5.Total utility adalah additive dan independent. Additive artinya daya guna dari sekumpulan barang adalah fungsi dari kuantitas masing-masing barang yang dikonsumsi. Sedangkan independent berarti bahwa daya guna X1 tidak dipengaruhi oleh tindakan mengkonsumsi barang X2, X3, X4 …. Xn dan sebaliknya.
b) Pendekatan Ordinal
sedangkan pada pendekatan ordinal itu Mendasarkan pada asumsi bahwa kepuasan tidak bisa dikuantitatifkan dan antara satu konsumen dengan konsumen yang lain akan mempunyai tingkat kepuasan yang berbeda dalam mengkonsumsi barang dalam jumlah dan jenis yang sama. Oleh karena itu kemudian muncul pendekatan ordinary yang menunjukkan tingkat kepuasan mengkonsumsi barang dalam model kurva indifferent. Pendekatan ordinal berdasarkan pembandingan sesuatu barang dengan barang yang lain, lalu memberikan urutan dari hasil pembandingan tersebut. Contoh penggunaan metode ordinal antara lain dalam suatu lomba atau kejuaraan, pengukuran indeks prestasi dan pengukuran yang sifatnya kualitatatif misalnya bagus, sangat bagus, paling bagus.
Dalam teori perilaku konsumen dengan pendekatan ordinal asumsi dasar seorang konsumen adalah :
1 )Konsumen rasional, mempunyai skala preferensi dan mampu merangking kebutuhan yang dimilikinya.
2) Kepuasan konsumen dapat diurutkan, ordering
3) Konsumen lebih menyukai yang lebih banyak dibandingkan lebih sedikit, artinya semakin banyak barang yang dikonsumsi menunjukkan semakin tingginya tingkat kepuasan yang dimilikinya.
Pendekatan ordinal membutuhkan tolok ukur pembanding yang disebut dengan indeferent kurve. Kurva Indeferent adalah Kurva yang menghubungkan titik – titik kombinasi 2 macam barang yang ingin dikonsumsi oleh seorang individu pada tingkat kepuasan yang sama.
3) Konsep Elastisitas
sebelum membahas konsep saya jelaskan dulu seperti biasa pengertian dari Elastisitas . menurut dalam ilmu ekonomi elastisitas adalah perbandingan perubahan proporsional dari sebuah variabel dengan perubahan variable lainnya. Dengan kata lain, elastisitas mengukur seberapa besar besar kepekaan atau reaksi konsumen terhadap perubahan harga.
elastisitas itu bermacan-macam bentuknya , apa saja dan seperti apa ya ? simak info berikut :
1. elastisitas permintaan.
Elastisitas permintaan mengukur seberapa besar kepekaan perubahan jumlah permintaan barang terhadap perubahan harga. Ketika harga sebuah barang turun, jumlah permintaan terhadap barang tersebut biasanya naik —semakin rendah harganya, semakin banyak benda itu dibeli. Elastisitas permintaan ditunjukan dengan rasio persen perubahan jumlah permintaan dan persen perubahan harga. Ketika elastisitas permintaan suatu barang menunjukkan nilai lebih dari 1, maka permintaan terhadap barang tersebut dikatakan elastis di mana besarnya jumlah barang yang diminta sangat dipengaruhi oleh besar-kecilnya harga. Sementara itu, barang dengan nilai elastisitas kurang dari 1 disebut barang inelastis, yang berarti pengaruh besar-kecilnya harga terhadap jumlah-permintaan tidak terlalu besar.
2. elastisitas permintaan dan total penerimaan.
Elastisitas permintaan mempengaruhi total penerimaan yang diterima oleh penjual ataupun produsen. Hubungan keduanya adalah sebagai berikut :
1. Permintaan tidak elastis sempurna (= 0), perubahan harga tidak mempengaruhi kuantitas yang diminta atas barang. Dengan demikian, kenaikan harga akan meningkatkan total penerimaan, vice versa.
2. Permintaan tidak elastis (< 1), prosentase perubahan kuantitas yang diminta < dari prosentase perubahan harga. Oleh karena itu, kenaikan harga akan meningkatkan total penerimaan penjual/produsen, vice versa.
3. Permintaan uniter elastis (= 1), prosentase perubahan kuantitas = prosentase perubahan harga. Dengan demikian, tidak ada pengaruh terhadap total penerimaan.
4. Permintaan elastis (> 1), prosentase perubahan kuantitas yang diminta > dari prosentase perubahan harga. Oleh karenanya, kenaikan harga akan menurunkan total penerimaan penjual/produsen, vice versa.
5. Permintaan elastis sempurna (tak terhingga), kenaikan harga akan menyebabkan permintaan turun jadi 0. Oleh karenanya, kenaikan harga sekecil apapun akan menghilangkan total penerimaan. Sementara penurunan harga akan menurunkan total penerimaan.
3. elastisitas permintaan pendapatan.
Elastisitas permintaan pendapatan (elastisitas pendapatan) mengukur bagaimana kuantitas permintaan merespon terhadap perubahan pendapatan pembeli. Rumus perhitungannya adalah :
Elastisitas pendapatan = % perubahan kuantitas diminta / % perubahan pendapatan
Elastisitas pendapatan ditentukan oleh jenis produk, yaitu :
1. Produk normal.
Elastisitas pendapatan adalah positif. Misalnya, permintaan akan produk normal akan meningkat jika pendapatan meningkat. Contoh ekstrimnya adalah beras, dapat digantikan dengan ubi sebagai produk inferiornya.
2. Produk inferior.
Elastisitas pendapatan adalah negatif. Misalnya, permintaan akan produk inferior akan menurun jika pendapatan meningkat.
4. elastisitas silang.
Elastisitas permintaan silang mengukur bagaimana perubahan kuantitas yang diminta atas sebuah produk mempengaruhi harga produk lainnya. Perhitungannya adalah sebagai berikut :
Keterangan :
EA,B = elastisitas silang antara produk A dan B
P1B = harga awal produk B
P2B = harga produk B setelah perubahan
ΔQA = kenaikan permintaan produk A
Q1A = kuantitas permintaan awal produk A
Q2A = kuantitas permintaan produk A setelah harga produk B berubah
ΔPB = kenaikan harga produk B
contoh soal perilaku konsumen :
Contoh Soal :
JIKA DIKETAHUI :
FUNGSI PRODUKSI ( Q ) = 10 L 0,5 K 0,5
FUNGSI BIAYA PRODUKSI : 2000 = 4 L + 8 K
PERINTAH :
-BERAPA OUT PUT MAKSIMAL
-BERAPA JUMLAH TENAGA KERJA DAN KAPITAL UNTUK MENCAPAI OUTPUT MAKSIMAL TERSEBUT
-BERAPA BIAYA MINIMAL UNTUK MENCAPAI OUT MAKSIMAL TERSEBUT
Jawaban :
* Q = 10 L 0,5 K 0,5 TC : 2000 = 4 L + 8 K
MRTSLK = MPL : w = MPK : r = ( 5L- 0,5 K -0,5 ) : 4 = ( 5L- 0,5 K -0,5 ) : 8
* 40 L -0,5 K 0,5 = 20 L 0,5 K -0,5 ( x L 0,5 ) : 40 K 0,5 = 20 L K -0,5
* 40 K 0,5 = 20 L K -0,5 ( x K 0,5 ) : 40 K = 20 L
: L = 2 K
* 2000 = 4 ( 2 K ) + 8 K 2000 = 16 K K = 125
L = (2) 125 L = 250
* Q = 10 (250) 0,5 (125) 0,5 = 1.767,8 OUPUT MAK
* UNTUK MENCAPAI OUTPUT MAKSIMAL (1.767,8) MAKA JUMLAH TENAGA KERJA YANG DIGUNAKAN SEBANYAK 250 DAN JUMLAH KAPITAL YANG DIGUNAKAN SEBESAR 125
contoh soal perilaku konsumen :
Contoh Soal :
JIKA DIKETAHUI :
FUNGSI PRODUKSI ( Q ) = 10 L 0,5 K 0,5
FUNGSI BIAYA PRODUKSI : 2000 = 4 L + 8 K
PERINTAH :
-BERAPA OUT PUT MAKSIMAL
-BERAPA JUMLAH TENAGA KERJA DAN KAPITAL UNTUK MENCAPAI OUTPUT MAKSIMAL TERSEBUT
-BERAPA BIAYA MINIMAL UNTUK MENCAPAI OUT MAKSIMAL TERSEBUT
Jawaban :
* Q = 10 L 0,5 K 0,5 TC : 2000 = 4 L + 8 K
MRTSLK = MPL : w = MPK : r = ( 5L- 0,5 K -0,5 ) : 4 = ( 5L- 0,5 K -0,5 ) : 8
* 40 L -0,5 K 0,5 = 20 L 0,5 K -0,5 ( x L 0,5 ) : 40 K 0,5 = 20 L K -0,5
* 40 K 0,5 = 20 L K -0,5 ( x K 0,5 ) : 40 K = 20 L
: L = 2 K
* 2000 = 4 ( 2 K ) + 8 K 2000 = 16 K K = 125
L = (2) 125 L = 250
* Q = 10 (250) 0,5 (125) 0,5 = 1.767,8 OUPUT MAK
* UNTUK MENCAPAI OUTPUT MAKSIMAL (1.767,8) MAKA JUMLAH TENAGA KERJA YANG DIGUNAKAN SEBANYAK 250 DAN JUMLAH KAPITAL YANG DIGUNAKAN SEBESAR 125
Elastisitas silang berhubungan dengan karakteristik kedua produk, yaitu :
1. Produk substitusi.
Elastisitas permintaan silang adalah positif, dimana kenaikan harga produk A akan menaikkan permintaan atas produk B. Contoh produk substitusi : minyak tanah dan kayu bakar, makanan ringan yang tersedia dalam berbagai merek, beras berkualitas sama mereak A dan B, dan lain sebagainya.
2. Produk komplementer.
Elastisitas permintaan silang adalah negatif , dimana kenaikan harga produk A akan menurunkan permintaan produk B, vice versa. Contoh produk komplementer misalnya bensin dan mobil (mobil tidak dapat digunakan tanpa bensin). Jika harga bensin naik, permintaan akan mobil akan cenderung turun.
5. elastisitas penawaran.
Elastisitas harga penawaran mengukur seberapa banyak penawaran barang dan jasa berubah ketika harganya berubah. Elastistas harga ditunjukkan dalam bentuk prosentase perubahan atas kuantitas yang ditawarkan sebagai akibat dari satu persen perubahan harga.
Jenis-jenis Elastisitas Penawaran
Ada lima jenis elastisitas penawaran ,saya jelasin ya satu-satu :
1. Penawaran tidak elastis sempurna : elastisitas = 0. Penawaran tidak dapat ditambah pada tingkat harga berapapun, sehingga kurva penawaran (S) akan terlihat vertikal.
2. Penawaran tidak elastis : elastisitas < 1. Perubahan penawaran lebih kecil dari perubahan harga, artinya perubahan harga mengakibatkan perubahan yang relatif kecil terhadap penawaran.
3. Penawaran uniter elastis : elastisitas = 1. Perubahan penawaran sama dengan perubahan harga.
4. Penawaran elastis : elastisitas > 1. Perubahan penawaran lebih besar dari perubahan harga, artinya perubahan harga mengakibatkan perubahan yang relatif besar terhadap penawaran.
5. Penawaran elastis sempurna : elastisitas tak terhingga. Perusahaan dapat menyuplai berarapun kebutuhan pada satu tingkat harga tertentu. Perusahaan mampu menyuplai pada biaya per unit konstan dan tidak ada limit kapasitas produksi.
Faktor Penentu Elastisitas Penawaran
Faktor yang sangat penting dalam menentukan elastisitas penawaran, yaitu :
1. Kemampuan penjual/produsen merubah jumlah produksi.
Ini berkaitan dengan biaya dan kapasitas produksi. Penawaran akan cenderung tidak elastis apabila salah satu dari hal-hal berikut terjadi :
- Biaya produksi untuk menaikkan jumlah penawaran besar. Misalnya jika produksi saat ini telah mencapai skala ekonomis dan biaya rata-rata minimal, maka penambahan satu unit produksi akan menambah biaya rata-rata dan mengakibatkan produksi berada dalam skala tidak ekonomis.
- Atau kapasitas produksi telah terpakai penuh, sehingga penambahan kapasitas akan memerlukan pabrik/mesin baru, misalnya, yang membutuhkan investasi besar.
Sementara penawaran akan cenderung elastis jika yang terjadi adalah sebaliknya.
2. Jangka waktu analisis.
Pengaruh waktu analisis terhadap elastisitas penawaran dibedakan menjadi tiga :
- Jangka waktu yang sangat singkat. Pada jangka waktu yang sangat singkat, penjual/produsen tidak dapat menambah penawarannya, sehingga penawaran menjadi tidak elastis sempurna.
- Jangka pendek. Kapasitas produksi tidak dapat ditambah dalam jangka pendek, namun perusahaan masih dapat menaikkan produksi dengan kapasitas yang tersedia dengan memanfaatkan faktor-faktor produksi yang ada. Hasilnya, penawaran dapat dinaikkan dalam prosentase yang relatif kecil, sehingga penawaran tidak elastis.
- Jangka panjang. Produksi dan jumlah penawaran barang lebih mudah dinaikkan dalam jangka panjang, sehingga penawaran lebih bersifat elastis.
3. Stok persediaan.
Semakin besar persediaan, semakin elastis persediaan. Ini karena produsen dapat segera memenuhi kenaikan permintaan dengan persediaan yang ada.
4. Kemudahan substitusi faktor produksi/input.
Semakin tinggi mobilitas mesin (atau kapital lainnya) dan tenaga kerja, semakin elastis penawaran. Semakin elastis mobilitas kapital dan tenaga kerja, semakin mudah produsen memenuhi perubahan permintaan yang terjadi. Ini karena kapital dan tenaga kerja ebih fleksibel, sehingga dapat ditambah atau dikurangi sewaktu-waktu dibutuhkan.
6. elastisitas harga dari permintaan
Elastisitas harga permintaan mengukur seberapa banyak permintaan barang dan jasa (konsumsi) berubah ketika harganya berubah. Elastisitas permintaan ditunjukkan dalam bentuk prosentase perubahan atas kuantitas yang diminta sebagai akibat dari satu persen perubahan harga.
demikianlah yang dapat saya tulis semoga bermanfaat , terima kasih .
-admin-
Ahmad Hujaipah (2KA15)
0 komentar:
Posting Komentar